Healthy

Healthy
fruit and vegetable

Senin, 12 Desember 2011

DOKUMENTASI EVALUASI KEPERAWATAN

1. Pengertian
     Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan mungukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien.
     Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
    
2. Tujuan
1.      Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
2.      Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
3.      Mengakhiri rencana tindakan keperawatan
4.      Menyatakan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum
5.      Meneruskan rencana tindakan keperawatan
6.      Memodifikasi rencana tindakan keperawatan
7.      Dapat menentukan penyebab apabila tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
     
3. Manfaat
1.      Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
2.      Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3.      Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4.      Mendapatkan umpan balik.
5.      Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

4. Jenis Evaluasi
1.      Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, ratio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.
2.      Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
3.      Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

5. Hal – hal yang ada dalam Evaluasi
1.      Kecukupan informasi
2.      Relevansi faktor-faktor yang berkaitan
3.      Prioritas masalah yang disusun
4.      Kesesuaian rencana dengan masalah
5.      Pertimbangan fator-faktor yang unik
6.      Perhatian terhadap rencana medis untuk terapi
7.      Logika hasil yang diharapkan
8.      Penjelasan dari tindakan keperawatan yang dilakukan
9.      Keberhasilan rencana yang telah disusun
10.  Kualitas penyusunan rencana
11.  Timbulnya masalah baru.

6. Hasil Evaluasi
1.    Tujuan tercapai/masalah teratasi: jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
2.    Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan kriteria yang telah ditetapkan
3.    Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru

Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
S (Subjective)    : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan diberikan.
O (Objective)  : adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
A (Analisis)     : adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
P (Planning)        : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa.
Contoh: dx medis: batuk dg produksi secret purulen
dx keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi secret yg berlebih
implementasi:  1. Monitoring status pernafasan
                        2. Menganjurkan pasien minum air hangat
                        3. Mengkolaborasikan dg dokter pemberian mukolitik
                        4. Melakukan fisioterapi dada: postural drainase dan claaping
                        5. Mengajarkan batuk efektif
                        6. Mengkaji karakteristik secret: konsistensi,jumlah,warna, dan bau
                        7. Mengkolaborasikan pemeriksaan secret secara laboratorium
evaluasi :    S : pasien mengatakan sudah lebih bisa bernafas lega tapi masih merasa berat saat bernafas
                  O : k/u baik, RR 20x/i, masih menggunakan otot bantu pernafasan, secret purulen dg produksi  ± 4 ml warna hijau berbusa dan berbau
                  A : masalah teratasi sebagian
                  P  : lanjutkan intervensi no 1,2,4, dan 6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar